Wednesday, June 25, 2008

Telkomsel bidik 10.000 Desa Terpencil

Sukses dengan program penyediaan layanan seluler di ibu kota kecamatan (IKC), Telkomsel mengembangkan program Merah Putih, yakni program penyediaan layanan seluler di daerah pedesaan, industri terpencil, dan kawasan bahari. ''Program ini akan menjangkau 10.000 titik,'' kata Direktur Utama Telkomsel Kiskenda Suriahardja di Jakarta kemarin. Hingga akhir tahun 2008 diharapkan program ini telah menjangkau sekitar 3.000 titik.

Program Merah Putih sekaligus menjadi ajang pengembangan teknologi GSM berbasis internet protocol (IP) berkonsep remote solution system yang dikembangkan Telkomsel sendiri dan baru pertama kali diterapkan di dunia. Pada GSM berbasis IP, infrastruktur yang digunakan lebih simpel. Untuk infrastruktur tidak diperlukan menara BTS. Perangkat yang diperlukan antara lain antena parabola, modem VSAT IP, Pico BTS, tenaga surya sebagai supply energi atau automatic power backup apabila daerah bersangkutan terdapat aliran listrik.

Infrastruktur yang simpel pada gilirannya juga memudahkan perakitan peranti untuk penyediaan layanan seluler. Bila pembangunan menara BTS beserta perangkat pendukungnya membutuhkan waktu sekitar satu bulan, pemasangan BTS Pico GSM berbasis IP hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam saja. Uji coba teknologi ini telah dilakukan di puluhan titik, termasuk di kapal milik PT Pelni.

Namun, Kiskenda belum bersedia mengungkapkan berapa investasi yang dibenamkan untuk program ini. Tahun ini belanja modal Telkomsel mencapai 1,7 miliar dollar AS. Sebagian besar belanja modal dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur.

Diminta komentarnya mengenai prospek bisnis program Merah Putih, Kiskenda hanya tersenyum. ''Sebagai operator yang lahir dari BUMN, kami selalu mengedepankan aspek pelayanan. Memberikan pelayanan menjadi komitmen kami,'' ujarnya diplomatis.

Diakui bahwa dalam tahap awal, program ini belum bisa memberikan kontribusi yang memadai bagi revenue perusahaan. Meski demikian, Kiskenda optimistis program ini akan memberi kontribusi positif bagi pendapatan perusahaan. ''Saat saya mengembangkan program IKC, penyediaan layanan seluler di ibu kota kecamatan, banyak yang meragukan akan berhasil,'' kata Kiskenda. Setelah berjalan, lanjutnya, program ini justru menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan di Telkomsel.

Program IKC yang dikembangkan sekitar tiga tahun lalu telah menjangkau lebih dari 85 persen IKC di seluruh Indonesia. Lebih dari 24 provinsi, seluruh ibu kota kecamatan telah terjangkau layanan Telkomsel. Operator dengan 52 juta pelanggan ini juga telah menjangkau 50 persen desa di Indonesia, 100 persen ibu kota kabupaten/kota dan ibu kota provinsi.

Program Merah Putih tak urung bakal menjadi pesaing program Universal Service Obligation (USO) yang dikembangkan Departemen Komunikasi dan Informatika. Program ini berencana menyediakan akses telekomunikasi di 44.000 desa terpencil dengan dana sekitar Rp 3,5 triliun. Dana antara lain dihimpun dari iuran USO operator telekomunikasi yang besarnya 1 persen dari revenue.

Soal USO, Kiskenda menolak bahwa Merah Putih akan menjadi pesaing. ''Program Merah Putih akan menjadi compliment program USO, bukan pesaing,'' ujarnya singkat.

source: kompas.com | June 2008

No comments: