Monday, June 16, 2008

Ketahanan pangan Indonesia dipuji dunia

Dalam Forum FAO Indonesia mendapat apresiasi sebagai negara yang paling responsif dan berhasil mengatasi persoalan yang mengarah kepada kondisi krisis pangan. Menteri Pertanian Anton Apriyantono tampil sebagai pembicara kunci dalam Lokakarya Nasional dan Pencanangan Gerakan Pemasyarakatan Teknologi (Gematek) untuk Ketahanan Pangan di Padang, Sumbar,Senin (9/6), Mentan menegaskan bahwa kita semua patut bersyukur bahwa ketika banyak negara di dunia mengalami krisis pangan yang hebat, Indonesia justru selamat dari ancaman krisis pangan.

Dibanding negara lain, Indonesia termasuk negara yang paling stabil dalam harga dan ketersediaan pangan. Bayangkan, ketika negara-negara lain mengalami kemerosotan yang tajam dalam produksi pangan, Indonesia justru meningkat tajam. Produksi padi nasional yang tumbuh 4,8% tahun 2007 telah memberi kontribusi sampai 36% dari pertambahan produksi padi dunia. Banyak negara anggota FAO memuji Indonesia. Tak kurang dari Mentan AS menyebut apa yang dilakukan Indonesia dalam mengatasi persoalan pangan dapat menjadi model bagi negara-negara lain.

Bahkan Presiden Madagaskar secara khusus minta bantuan kepada Indonesia agar mau mengirimkan pakar-pakar pangan ke negaranya. Padahal, sebelumnya, Madagaskar dikenal sebagai negara pelopor teknik SRI (system of rice intensification) dalam budidaya padi. Dalam acara yang digelar Universitas Andalas dan dihadiri Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi serta para bupati dan walikota se-Sumatera Barat, Mentan menyambut baik Gerakan Pemasyarakatan Teknologi Padi Tanam Sebatang (PTS) yang merupakan adaptasi dari teknik SRI.

Jika Sumbar berhasil mensosialisasikan PTS dalam peningkatan produksi pangan di wilayahnya, tambah Mentan, bukan tidak mungkin Sumbar kelak menjadi model bagi pengembangan ketahanan pangan untuk daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.Teknik PTS, menurut Gubernur Sumbar, telah berhasil diujicoba pada sedikitnya 1.000 lahan sawah. Dari analisa bersama Tim Universitas Andalas, PTS ternyata bisa meningkatkan produktivitas padi rata-rata dengan tambahan 2 ton per hektar. Ke depan, Sumbar akan memasayarakatkan PTS sehingga bisa dilakukan oleh para kelompok-kelompok tani di seluruh wilayah Sumbar. Dengan cara ini, Gubernur Gamawan optimis Sumbar bisa meningkatkan kontribusinya terhadap surplus produksi padi nasional.

source: Departement Pertanian | June 16, 2008

No comments: