Tuesday, July 8, 2008

Ekspor tekstil Solo meningkat

Industri boleh saja diprediksi lesu pasca kenaikan harga BBM dan petaka pemadaman bergilir. Namun data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta menunjukkan realisasi ekspor tekstil dan produk tekstil Juni meningkat dibanding Mei. Pada bulan Juni realisasi ekspor sebesar US$ 2.546.612,02 (Mei senilai US$ 1.247.972,89)

“Walaupun dunia industri dikatakan lesu, namun permintaan tekstil tidak pernah turun,” kata Djoko Santosa, Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Jawa Tengah. Permintaan produk tekstil akan semakin bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia. “Realisasi ekspor bertambah karena produk kita berhasil menggeser produk dari negara lain, misalnya Cina,” ujar dia.

Dirinya menjelaskan bahwa saat ini Cina sedang kesulitan masuk ke negara-negara Amerika dan Eropa. Permasalahan ketenagakerjaan dan lingkungan yang dialami oleh perusahaan asal China membuat negara-negara Eropa dan Amerika enggan untuk menerima produk mereka. “Karena itulah produk Indonesia bisa semakin berjaya,” katanya.

Dirinya berharap dengan kondisi ini para pengusaha tekstil di Indonesia bisa memanfaatkan momentum yang ada. Pengusaha bisa mengembangkan pasar ke
negara-negara yang telah meninggalkan produk dari Negara Cina. Dirinya optimis bahwa produk tekstil dari Indonesia mampu bersaing dengan produk negara lain, seperti Korea dan Vietnam.

Untuk pasar domestik, Djoko mengatakan bahwa pasar komoditas tekstil masih cukup baik. Hanya sayangnya, masih banyak produk selundupan yang masuk ke Indonesia.

source: tempointeraktif.com | July 2008

No comments: