Showing posts with label trade. Show all posts
Showing posts with label trade. Show all posts

Friday, November 7, 2008

Potensi pasar farmasi Indonesia masih besar

Potensi Indonesia dalam perkembangan bisnis farmasi masih besar. Diperkirakan, pasar farmasi akan meningkat dari sekitar 2,8 miliar dollar AS pada tahun 2007 menjadi 4,2 miliar dollar AS pada tahun 2012 mendatang.

Hal tersebut disampaikan Analis dari Center For Information and Development Studies (CIDES) Umar Juoro, di Jakarta, Kamis (6/11).

Umar mengatakan meski saat ini pengeluaran per kapita Indonesia untuk obat-obatan masih kecil atau hanya sekitar 5 dollar AS per kapita, namun potensi pasar sangat besar. "Dengan mempertimbangkan jumlah penduduk, maka permintaan akan obat-obatan, pelayanan kesehatan, dan modernisasi sektor kesehatan akan meningkat," kata Umar.

Pengeluaran per kapita Indonesia untuk obat-obatan masih kecil dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti, Filipina 6 dollar AS, Malaysia dan Thailand 11 dollar AS. Perkembangan bisnis farmasi Indonesia akan meningkat seiring dengan perbaikan dalam pelayanan kesehatan seperti, asuransi kesehatan.

"Ini merupakan tantangan pemerintah dan dunia usaha untuk merealisasikan potensi besar tersebut," tuturnya.

source: kompas.com

Wednesday, November 5, 2008

Mal dilarang masuk Sragen

Bupati Sragen Untung Wiyono menegaskan bahwa produk impor dan pembangunan pusat belanja modern akan dilarang masuk ke wilayah Kabupaten Sragen setidaknya sampai 20 tahun ke depan.

Ditemui usai rapat paripurna di Gedung DPRD Sragen Minggu (2/11), Untung menegaskan bahwa untuk bisa terbebas dari kemiskinan, salah satu upaya yang harus dilakukan Pemkab adalah dengan pengembangan produk lokal.

Menurutnya, sejauh ini produk lokal yang dimiliki Sragen tidak kalah kualitasnya bila dibanding dengan produk-produk yang dihasilkan dari luar negeri. "Sudah sejak dulu kami menginstruksikan kepada masyarakat untuk memakai produk lokal, seperti produk makanan lokal yang kaya protein dan tanpa bahan pengawet," tegasnya.

Selain larangan masuknya produk impor itu, Untung juga melarang masuknya investor untuk mendirikan mal di wilayah Sragen.

Ia menyatakan, bahwa selama ini telah menolak beberapa investor yang akan masuk ke Sragen dengan tujuan pendirian supermarket maupun mal. "Sudah banyak investor yang ingin masuk ke sini (Sragen-red) untuk membangun mall tapi kami tolak. Setidaknya sampai 20 tahun ke depan kami menjamin Sragen akan bebas pembangunan mall," ujarnya.

Untung juga menambahkan, secara umum arah kebijakan pemerintahannya adalah membangun dan mempertahankan pasar tradisional.

Keberadaan sektor riil yang ada di dalam pasar tradisional dinilai masih cukup tinggi dan harus dipertahankan. Jika Pemkab Sragen pihaknya membiarkan mall berdiri di tengah-tengah perkotaan jelas akan mematikan sedikitnya 2.000 pedagang yang ada di pasar tradisional.

Atas pertimbangan itu, Untung menyatakan menolak setiap investor yang berencana berinvestasi dengan membangun pusat perbelanjaan modern. "Saya jelas lebih memilih untuk menghidupkan 2.000 pedagang yang sudah ada ketimbang harus membangun mall yang hanya menguntungkan investor besar," tutupnya.

source: Kompas

Tuesday, November 4, 2008

RI, China to sign cooperation agreement on aquatic products

Indonesia and China are scheduled to sign a fishery cooperation agreement next week in a move to reduce the rejection of each other's aquatic imports, a spokesman said.

A team of officials from the Indonesian Ministry of Maritime Affairs and Fisheries is expected to arrive at the Chinese capital next week to meet with officials of the General Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine (AQSIQ) for the purpose, First Secretary for Economic Affairs of the Indonesian Embassy in Beijing Iwan Freddy Hari Susanto said on Sunday.

The two nations have long tried to sign the cooperation agreement but to no avail because of technical matters.

"This time the text of the cooperation agreement has been completed and ready to be signed. We hope the authorized parties from the two countries will sign it soon," Freddy said.

He said relevant officials of the two countries have already exchanged visits.

Citing an example, he said AQSIQ officials visited Indonesia some time ago to see if the country has complied with the Chinese-set standards in processing aquatic products.

The cooperation agreement does not mean that all types of aquatic products from Indonesia can enter the Chinese market, he said.

"Likewise not all types of aquatic products from China can enter the Indonesian market. After all, the positive step will at least encourage and enable the two countries to accept each other's aquatic export products," he said.

On February 4, 2008, China lifted its temporary ban on the import of aquatic products from Indonesia after AQSIS assured that Indonesia complied with the standards in processing its aquatic products.

China imposed a temporary ban on the import of aquatic products from Indonesia after AQSIQ on August 3, 2007 found that a number of Indonesian aquatic products fell short of standards.

source: Antara

Friday, October 31, 2008

Trade Expo 2008 succeeds to diversify markets

Despite lower transaction result than the estimation, Trade Expo Indonesia (TEI) 2008 recorded a bright progress on diversification of emerging markets and kinds of products, Trade Minister Mari Elka Pangestu said in a press briefing here Friday.

Rising up to 2.8 percent worth of US$ 5.91 million compared to last year`s total transaction TEI 2008 accumulated US$ 214.17 million from 37 kinds of products with 69 percent of the total figure contributed from non-traditional markets such as South America, Middle East and Africa countries.

Egypt came in the first place with transaction value worth of US$ 28.47 million followed by Bulgaria (US$ 12.25 million), Saudi Arabia (US$ 6.26 million), Union Arab Emirates (US$ 5.28 million) Algeria (US$ 6.85 million).

"It is understandable that there is a decrease from the target since we are currently facing financial crisis. Fortunately Indonesia has implemented market diversification that we can rely on non-traditional markets," the minister said.

The minister also officialy announced 24th Trade Expo would be held on October 28-November 1, 2009 at Jakarta International Expo.

Some evaluations that should be done in the following event as mentioned by the minister were making visits to production factories available for the potential buyers, constructing better booths and placements.

"Eventhough the event is over, we keep relations with the buyers as a follow up. Just like our previous experiences many transactions either as a first or repeat order were made after TEI," she said.

source: Antara

Sunday, October 26, 2008

Indonesia raih kontrak US$610 juta di China

Sebuah perusahaan Indonesia memperoleh kontrak dagang untuk mengekspor bahan pangan senilai US$630 juta ke China pada Pameran Dagang China-ASEAN ke-5 (5th CAEXPO) yang diselenggarakan diKkota Nanning, ibukota Guangxi, China.

Wakil Sekjen Sekretariat CAEXPO Li Jinzao mengemukakan hal itu dalam jumpa pers pada penutupan CAEXPO ke-5 di Nanning, Sabtu (25/10).

Namun tidak diperoleh detil mengenai nama perusahaan dan mata dagangan ekspor yang disepakati dalam kontrak tersebut.

Menurut Li Jinzao, sampai hari terakhir CAEXPO ke-5, tercatat total transaksi dagang antara China dan ke-10 anggota ASEAN sekitar US$l,6 miliar antara lain terdiri atas transaksi jual beli mesin dan peralatan (US$630 juta), elektronika dan peralatan listrik (US$170 juta), material dan bahan interiror bangunan (US$110 juta) serta produk berbasis pertanian dan bahan makanan (US$360 juta), selebihnya berbagai produk lainnya.

Hasil EXpo lainnya, lanjutnya, CAEXPO-5 yang berlangsung sejak Rabu lalu tersebut telah berhasil menyelenggarakan 31 program promosi bisnis yang membuahkan penandatanganan 136 naskah proyek kerja sama dengan total investasi US$6,3 miliar, atau terjadi kenaikan 3,41% dibandingkan dengan total investasi yang diraih dalam CAECPO ke-4.

Di tengah krisis global saat ini, kerja sama China dan ASEAN juga masih mengalami akselerasi pertumbuhan, tercermin dari 58 pelaksanaan proyek China-ASEAN senilai US$3,5 miliar, atau terjadi kenaikan 39% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Selain itu, selama CAEXPO ke-5 ditandatangani pula 44 proyek go global dengan total kontrak senilai US$2,7 milia , atau terjadi kenaikan 75% jika dibandingkan dengan penyelenggaraan CAEXPO sebelumnya.

source: Media Indonesia

Friday, October 24, 2008

Indonesia exports prospective in Middle East, New Zealand markets

Director General for Asia-Pacific and African Affairs at the Foreign Affairs Ministry Primo Alui Joelianto said Indonesian non-oil and gas exports to the Middle East as well as to New Zealand have good prospects, reports said here on Thursday.

In the opening of Indonesia, Middle East, and New Zealand Business Forum on the third day of the 23rd Indonesian Trade Expo Indonesia, Joelianto said Indonesia needs to increase trade cooperation with these countries.

"Diversification is essential not to become too dependent on traditional markets such as the US, EU, Japan and Singapore," he said.

He said further that the opportunities surfaced because of limited raw materials for certain products, high demand for imported products and commodities in Middle Eastern countries, and low national production capacity in meeting domestic needs.

Meanwhile, Bachrul Chairi, head of the National Agency for Export Development (NAFED) of the Ministry of Trade supported market diversification which also included small and medium enterprises as one of the government`s alternative solution in anticipating the adverse effects of the current global financial crisis.

"The government hopes the national export target by the end of 2008 would still reached 12.5 percent in view of the 30 percent increase in exports in the January-August 2008," he said.

However he mentioned some obstacles such as the issue of halal certificate for fishery products for the United Arab Emirates and the facilitation to emerge in the New Zealand market.

On the same ocassion, a business guide book has information on the UAE written by Wahid Supriyadi, Indonesian ambassador to that country launched in hope of encouraging entrepreneurs and business people to increase cooperations.

source: Antara

Wednesday, October 22, 2008

President Yudhoyono opens Trade Expo Indonesia 2008







President Susilo Bambang Yudhoyono opened the 23rd Trade Expo Indonesia 2008 at the Jakarta International Expo ground in Kemayoran, Central Jakarta, on Tuesday. Themed "What Happens to a World without Indonesia" the Trade Expo Indonesia 2008 from October 21-25 is participated in by at least 850 small- and medium-scale (UKM) businessmen, state enterprises (BUMNs), cooperatives, and 12 provincial administrations.

In his opening address, President Yudhoyono called on his countrymen to love domestic products in accordance with the government`s policy to strengthen the domestic market and to save foreign exchange by reducing imports.

On the occasion the head of state was accompanied by First Lady Ani Yudhoyono, Trade Minister Mari Elka Pangestu, Finance Minister Sri Mulyani, Transportation Minister Jusman Syafeii Djamal, Industry Minister Fahmi Idris, State Minister for Environment Affairs Rachmat Witoelar, and Maritime Affairs and Fisheries Minister Freddy Numberi.

Before opening the expo, President Yudhoyono presented Primadiyarta awards to 27 exporters.
The award has been periodically presented by the government to outstanding exporters since 1992 but it was stopped during the monetary crisis in 1998-200, and then was reactivated in 2001. The presentation of the awards was intended to motivate the exporters to increase non-oil and non-gas exports, and to step up the number of non-oil and non-gas exporters.

Trade Expo 2008 is expected to generate trade transactions worth up to US$220 million or up by US$20 million from US$200 million booked during the same event last year. At least 2,300 foreign buyers from 108 countries have expressed readiness to visit Indonesia`s greatest trade promotion this year. Indonesia`s ten main products being introduced in this year`s expo are furniture, electronics, footwear, shrimp, coffee, cacao, rubber and rubber products, automotive components, palm oil, and textiles/textile products. More than 800 participants from various provinces across the country are also exhibiting their top quality products which are expected to attract foreign buyers.

source: Antara

Tuesday, October 21, 2008

Kadin desak produk import konsumtif dikenakan disinsentif

Kamar dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendesak pemerintah untuk segera menerapkan kebijakan disinsentif terhadap produk-produk impor.

"Perlu
segera ada disinsentif untuk barang impor yang konsumtif. Kalau impor barang baku dan barang modal nggak masalah, artinya ada industri yang tumbuh," kata Ketua Kadin, MS Hidayat disela-sela acara rakornas Kadin di Hotel Sahid, Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (21/10//2008).

Penerapan
disinsentif terhadap produk konsumtif ini menurut Hidayat, bisa dalam bentuk kenaikan bea masuk (BM), yang semuanya mengarah pada proteksi baik tarif maupun non tarif. Produk-produk impor konsumtif antara lain produk tekstil garmen, makanan dan minuman, elektronik dan lain-lain.


"Saya
mengusulkan agar pemerintah concern terhadap industrialisasi baru, sehingga jangan ada tekanan dana devisa karena impor yang tidak penting," ucapnya. Dikatakanya dengan konsen industrilisasi baru, maka pemerintah sudah siap ketika Indonesia bergerak menjadi negara yang punya kekuatan industri. Sehingga impor bahan baku maupun barang modal juga bisa ditekan.

Hidayat juga meminta agar
pemerintah tetap membatasi ekspor sawit mentah crude palm oil (CPO). dikurangi volumenya agar kebutuhan pengolahan produksi di dalam negeri bisa diutamakan.

source: detik.com

Friday, July 25, 2008

Indonesia to boost bilateral trade

Consul General of Indonesia Mustaqeem visited the Pakistan Commodities Importers and Traders Association (PCITA) to explore means to boost bilateral trade between Indonesia and Pakistan. The News reported (07/24/08).

In his welcome address, PCITA Chairman Raees Tar Muhammad laid emphasis on a preferential trade agreement between the two brotherly countries to attract lost business from those countries which are already under the FTA of Malaysia, India and Sri Lanka.

He stressed particularly items such as spices, tea, palm oil and other agricultural products which form the biggest import from Indonesia. Muhammad gave a proposal to form Pakistan-Indonesia Business Council which will be a big tool for the facilitation of entrepreneurs of both countries and to assess business delegations.

In his reply, Mustaqeem appreciated the role played by the PCITA in getting the stuck-up cargo of betel nuts of Indonesian origin last year released which in turn opened the closed channels of betel nuts to the country. He agreed in principle for speedy visa for members of the PCITA on its recommendation.

source: BKPM | July 2008

Tuesday, July 22, 2008

KJRI New York buka akses pasar bagi Indonesia

Perwakilan Indonesia di New York dan komunitas Amerika Serikat yang memiliki ikatan dengan Indonesia, "Friends of Indonesia" akan terus membuka akses pasar bagi produk ekspor unggulan Indonesia di tengah surplus perdagangan per tahun yang dialami Indonesia rata-rata 2,65 miliar doLlar AS .

"Secara umum ,kegiatan perdagangan antara Indonesia dengan AS melalui 12 pelabuhan di wilayah kerja KJRI New York terus mengalami peningkatan. Tantangan dan peluang Indonesia saat ini adalah menerjemahkan berbagai peluang menjadi interaksi ekonomi yang produktif dan saling menguntungkan," kata Konsul Jenderal RI di New York Trie Edi Mulyani seperti sikutip Antara di New York, Minggu (20/7), ketika memaparkan soal hasil kunjungannya ke Indonesia baru-baru ini.

Bersama delegasi American Indonesia Chamber of Commerce, Trie baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Riau (pada 6-8 Juli), Jakarta (9 Juli), Bandung (10 Juli) dan Bali (11-12 Juli) dalam upaya memperkuat jaringan di antara para pengambil keputusan di AS dan Indonesia guna memajukan kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan dan pariwisata Indonesia. "Itu juga untuk melihat perkembangan potensi ekonomi Indonesia yang dapat dijadikan aset diplomasi Indonesia di Amerika Serikat," kata Trie.

Menurut Konjen RI itu, Konsulat Jenderal RI New York bersama Friends of Indonesia akan terus menjalankan berbagai program untuk membuka dan memperluas akses pasar bagi produk unggulan Indonesia.

Program akan mencakup upaya memfasilitasi pertemuan antara pengusaha serta badan-bada swasta, berpartisipasi dalam pameran dagang, mendatangkan misi dagang Indonesia, serta bertemu dengan para pejabat kunci pemerintahan setempat --seperti gubernur dan walikota-- di AS guna menjajaki berbagai kemungkinan kerja sama.

Seperti yang diungkapkan Trie, kegiatan perdagangan antara Indonesia dan AS melalui 12 pelabuhan di wilayah kerja yang menjadi tugasnya terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007, nilai total perdagangan Indonesia naik menjadi sekitar 3,65 miliar dollar AS dibandingkan tahun 2006 yang berjumlah 3,3 miliar dollar AS.

Ekspor Indonesia tahun 2007 naik sebesar 3,1 prosen menjadi 3,3 miliar dibandingkan tahun 2005 sementara impor Indonesia yang sempat turun pada tahun 2006 dari 514 juta dolar pada tahun 2005 menjadi 423,6 juta dolar pada 2006, kembali meningkat menjadi 506,6 juta dolar pada tahun 2007. "Dengan demikian, Indonesia terus mengalami surplus perdagangan dari tahun 2005 sampai 2007 dengan rata-rata kenaikan sebesar 2,65 miliar dollar per tahun," kata Trie.

source: kompas.com | July 2008

Thursday, July 3, 2008

China ajak Jatim tingkatkan perdagangan

China mengajak pengusaha Jatim menggenjot peningkatan neraca perdagangannya ke negara tersebut melalui pameran dagang China Asean Expo yang akan berlangsung pada Oktober.

Vice Secretary General Director of Int'l Department China Asean Expo Pingxi Huang mengatakan China tidak kalah dengan Amerika Serikat dan Eropa yang bisa menjadi basis perdagangan luar negeri negara-negara Asean. Potensi pasarnya yang besar tidak menutup kemungkinan menjadi peluang tersendiri bagi peningkatan ekspor daerah–daerah di Indonesia.

"Kami melihat Provinsi Jawa Timur memiliki potensi besar untuk meningkatkan perdagannya ke China, itu sebabnya kami ajak mereka untuk mengikuti pameran dagang China-Asean Expo V," ujar Pingxi di sela-sela road show promosi China-Asean Expo di Surabaya.

China Asean Expo (CAExpo) adalah pameran bertaraf internasional yang digelar setahun sekali di kota Nanning, Provinsi Guangxi. Penyelenggaraan pameran itu sepenuhnya disponsori bersama-sama Kementerian Perdagangan China serta 10 negara anggota Asean.

Sejak 2004, CAExpo sukses diselenggarakan sebanyak empat kali. Bahkan kegiatan dagang ini telah mendapat penghargaan tinggi dari kalangan pemerintah dan bisnis di China. Itu sebabnya event tersebut dinilai sebagai sarana ideal untuk mendorong kerja sama antara China dan Asean baik di bidang perdagangan, investasi maupun pariwisata.

Menurut Pingxi, pameran akbar seperti itu akan memberikan kesempatan yang luas kepada industri di Jatim untuk meningkatkan neraca perdagangannya dengan China. Produk pertanian, kehutanan, holtikultural serta perkebunan cukup diminati masyarakat China. Berdasarkan catatan Disperindag Jatim ekspor daerah ini ke negara Tirai Bambu berada urutan ke empat setelah AS, Jepang dan Eropa. Sebaliknya impor dari negara tersebut justru menduduki posisi pertama.

Menurut data BPS Jatim, neraca perdagangan luar negeri Jatim dengan China mengalami minus. Pasalnya nilai impor Jatim dari China pada Mei 2008 mencapai US$181,85 juta, sedangkan ekspornya hanya tercatat US$86,5 juta.

source: Bisnis Indonesia | July 2008

Tuesday, June 17, 2008

Indonesia to open trade promotion centers in 11 cities abroad

Indonesia will open trade promotion centers (ITPC) for export products in eleven cities in the world in 2008 to strenghten penetration to foreign markets.

"We have just received a permit to process another eleven. We will maximize the function of the ITPC to help promote and identify market opportunities and inform them to Jakarta," Trade Minister Mari Elka Pangestu said here over the weekend.

The eleven cities are Shanghai (China), Busan (S. Korea), Chennai (India), San Diego(US), Chicago (US), Barcelona (Spain), Lagos (Nigeria), Vancouver (Canada), Jeddah (Saudi Arabia) and Lyon (France).

Earlier, Indonesia already had ITPC offices in nine cities Osaka (Japan), Budapest (Hungary), Los Angelos (US), Milan (Italy), Sydney (Australia), Sao Paulo (Brazil), Dubai (United Arab Emirates), Hamburg (Germany) and Johanesburg (S. Africa).

source: Antara | 8 June 2008