Showing posts with label Central Java. Show all posts
Showing posts with label Central Java. Show all posts

Wednesday, November 5, 2008

Mal dilarang masuk Sragen

Bupati Sragen Untung Wiyono menegaskan bahwa produk impor dan pembangunan pusat belanja modern akan dilarang masuk ke wilayah Kabupaten Sragen setidaknya sampai 20 tahun ke depan.

Ditemui usai rapat paripurna di Gedung DPRD Sragen Minggu (2/11), Untung menegaskan bahwa untuk bisa terbebas dari kemiskinan, salah satu upaya yang harus dilakukan Pemkab adalah dengan pengembangan produk lokal.

Menurutnya, sejauh ini produk lokal yang dimiliki Sragen tidak kalah kualitasnya bila dibanding dengan produk-produk yang dihasilkan dari luar negeri. "Sudah sejak dulu kami menginstruksikan kepada masyarakat untuk memakai produk lokal, seperti produk makanan lokal yang kaya protein dan tanpa bahan pengawet," tegasnya.

Selain larangan masuknya produk impor itu, Untung juga melarang masuknya investor untuk mendirikan mal di wilayah Sragen.

Ia menyatakan, bahwa selama ini telah menolak beberapa investor yang akan masuk ke Sragen dengan tujuan pendirian supermarket maupun mal. "Sudah banyak investor yang ingin masuk ke sini (Sragen-red) untuk membangun mall tapi kami tolak. Setidaknya sampai 20 tahun ke depan kami menjamin Sragen akan bebas pembangunan mall," ujarnya.

Untung juga menambahkan, secara umum arah kebijakan pemerintahannya adalah membangun dan mempertahankan pasar tradisional.

Keberadaan sektor riil yang ada di dalam pasar tradisional dinilai masih cukup tinggi dan harus dipertahankan. Jika Pemkab Sragen pihaknya membiarkan mall berdiri di tengah-tengah perkotaan jelas akan mematikan sedikitnya 2.000 pedagang yang ada di pasar tradisional.

Atas pertimbangan itu, Untung menyatakan menolak setiap investor yang berencana berinvestasi dengan membangun pusat perbelanjaan modern. "Saya jelas lebih memilih untuk menghidupkan 2.000 pedagang yang sudah ada ketimbang harus membangun mall yang hanya menguntungkan investor besar," tutupnya.

source: Kompas

Tuesday, July 8, 2008

Ekspor tekstil Solo meningkat

Industri boleh saja diprediksi lesu pasca kenaikan harga BBM dan petaka pemadaman bergilir. Namun data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta menunjukkan realisasi ekspor tekstil dan produk tekstil Juni meningkat dibanding Mei. Pada bulan Juni realisasi ekspor sebesar US$ 2.546.612,02 (Mei senilai US$ 1.247.972,89)

“Walaupun dunia industri dikatakan lesu, namun permintaan tekstil tidak pernah turun,” kata Djoko Santosa, Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Jawa Tengah. Permintaan produk tekstil akan semakin bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia. “Realisasi ekspor bertambah karena produk kita berhasil menggeser produk dari negara lain, misalnya Cina,” ujar dia.

Dirinya menjelaskan bahwa saat ini Cina sedang kesulitan masuk ke negara-negara Amerika dan Eropa. Permasalahan ketenagakerjaan dan lingkungan yang dialami oleh perusahaan asal China membuat negara-negara Eropa dan Amerika enggan untuk menerima produk mereka. “Karena itulah produk Indonesia bisa semakin berjaya,” katanya.

Dirinya berharap dengan kondisi ini para pengusaha tekstil di Indonesia bisa memanfaatkan momentum yang ada. Pengusaha bisa mengembangkan pasar ke
negara-negara yang telah meninggalkan produk dari Negara Cina. Dirinya optimis bahwa produk tekstil dari Indonesia mampu bersaing dengan produk negara lain, seperti Korea dan Vietnam.

Untuk pasar domestik, Djoko mengatakan bahwa pasar komoditas tekstil masih cukup baik. Hanya sayangnya, masih banyak produk selundupan yang masuk ke Indonesia.

source: tempointeraktif.com | July 2008

Wednesday, June 18, 2008

Dorong investasi, Central Java Invest dibentuk

Untuk mendorong investasi, Provinsi Jawa Tengah akan membentuk Central Java Invest (CJI). Lembaga tersebut akan fokus untuk mempromosikan potensi bisnis di Jateng sehingga bisa menarik investor untuk menanamkan modalnya.

Jateng punya banyak potensi, namun promosinya masih kalah jika dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang sangat agresif, kata Agus, dalam acara penandatanganan kesepakatan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jateng, International Finance Corporation (IFC) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng di bidang investasi, Rabu (18/6) di Kota Semarang.

Program Manager Business Enabling Environtment IFC Hans C Shrader mengatakan, IFC akan memfasilitasi pembentukan CJI dengan mengadakan pelatihan mengenai metode pemasaran daerah yang tepat, cara me masarkan potensi daerah agar lebih menarik, serta cara menarik investasi. Kami akan membagi pengalaman kami dalam menumbuhkan investasi di berbagai daerah, ujarnya.

Ia menambahkan, IFC memilih bekerjasama dengan Jateng karena melihat komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif. Sebagian besar kabupaten/kota kini sangat mengutamakan pelayanan publik, serta berupaya mempermudah proses perijinan bagi investor.

source: Kompas | 18 June 2008