Showing posts with label export. Show all posts
Showing posts with label export. Show all posts

Friday, October 31, 2008

Trade Expo 2008 succeeds to diversify markets

Despite lower transaction result than the estimation, Trade Expo Indonesia (TEI) 2008 recorded a bright progress on diversification of emerging markets and kinds of products, Trade Minister Mari Elka Pangestu said in a press briefing here Friday.

Rising up to 2.8 percent worth of US$ 5.91 million compared to last year`s total transaction TEI 2008 accumulated US$ 214.17 million from 37 kinds of products with 69 percent of the total figure contributed from non-traditional markets such as South America, Middle East and Africa countries.

Egypt came in the first place with transaction value worth of US$ 28.47 million followed by Bulgaria (US$ 12.25 million), Saudi Arabia (US$ 6.26 million), Union Arab Emirates (US$ 5.28 million) Algeria (US$ 6.85 million).

"It is understandable that there is a decrease from the target since we are currently facing financial crisis. Fortunately Indonesia has implemented market diversification that we can rely on non-traditional markets," the minister said.

The minister also officialy announced 24th Trade Expo would be held on October 28-November 1, 2009 at Jakarta International Expo.

Some evaluations that should be done in the following event as mentioned by the minister were making visits to production factories available for the potential buyers, constructing better booths and placements.

"Eventhough the event is over, we keep relations with the buyers as a follow up. Just like our previous experiences many transactions either as a first or repeat order were made after TEI," she said.

source: Antara

Monday, October 27, 2008

Peracik Mobil "Brandweer" dari Magelang

Bisnis membuat sekaligus menjual mobil brandweer alias mobil pemadam kebakaran terhitung berpeluang cerah. Tapi, karya yang ditekuni Bambang E Santoso sejak 20 tahun lalu ini malah makin sering menyedot minat konsumen mancanegara ketimbang lokal. "Orang Indonesia masih banyak yang nggak mau pakai barang Indonesia," kata Bambang saat berbincang dengan kompas.com pada Pameran Perdagangan Indonesia (TEI) yang ke-23 di Jakarta International Expo (JIE), Kemayoran, pekan lalu.

Perkenalan Bambang, pria kelahiran 22 Maret 1957 ini, pada mobil pemadam kebakaran memang tak lepas dari keranjingannya mengutak-atik kendaraan. Apalagi, 20 tahun lalu, dirinya pernah bekerja di perusahaan kontraktor Pertamina. "Waktu itu, ya, urusannya juga dengan mobil pemadam kebakaran," imbuhnya.

Jadilah, kebiasaan dan pengalaman kerja membuncah dalam hatinya memulai karir pribadi sebagai produsen mobil pemadam kebakaran, sejak sebelas tahun silam. "Ternyata gampang membuat mobil pemadam," tuturnya tersenyum.

Seakan tak segan membagi pengalamannya, Bambang memaparkan, komponen utama mobil pemadam kebakaran adalah sasis plus mesin ukuran truk baik menengah maupun sedang seperti dijumpai di Tanah Air. Kemudian, yang juga penting adalah penggerak pompa (PTO/Power Take Off) berikut pompa penyemprot air. "Nah pekerjaan paling susah adalah memasang PTO di gearbox. Alat itu harus match dengan mesin mobil sekaligus pompa. Kalau nggak, mobil nggak bisa jalan sama sekali," begitu kiat Direktur New Sentosa ini.

Bambang yang tak menamatkan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Tarumanegara Jakarta ini meracik sendiri rancangan mobil pemadam kebakaran buatannya. Selain permesinan tadi, dilakoninya juga tantangan menggambar model, mendesain ruang dalam hingga mengontrol pemasangan badan kendaraan. Ia mengaku pekerjaan seperti itu tak luput dari semangat trial and error. "Ya coba-coba terus saja," kata bapak dua anak yang lebih sering harus mondar-mandir dari kediaman keluarganya di kawasan Karet, Kota Magelang, Jawa Tengah ini ke kantor resminya di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Salah satu produk terkini Bambang adalah mobil pemadam kebakaran SS- 3000 Sentosa yang sempat nangkring di arena pameran tersebut. Mobil berwarna dominan merah bak kendaraan perang itu bersasis dan bermesin Scania asal Swiss. Tenaga mesinnya mencapai 580 tenaga kuda (HP) berikut daya tampung airnya hingga 11.500 liter.

Tak hanya itu, mobil ini juga dilengkapi dengan panel pengatur penyemprot air otomatis di ruang kemudi. Dengan alat ini, terang Bambang, sesungguhnya hanya cukup satu orang sopir yang mengoperasikan mobil tersebut. "Karena ini hand made, saya butuh waktu setahun untuk merampungkan SS-3000," kata Bambang yang membanderol buatannya ini Rp7,5 miliar per unit.

Bambang membuat perbandingan. Kalau membeli mobil pemadam kebakaran berklasifikasi sejenis asal Jerman, konsumen mesti merogoh kocek makin dalam. "Soalnya, harganya per unit tiga kali lipat," ujarnya.

Sampai sekarang, Bambang sudah menyelesaikan enam unit SS-3000. Kendaraan-kendaraan itu dibeli oleh perusahaan macam Conoco Philips dan Riaupulp. Dua unit berikutnya masih dibangun di pabriknya di kawasan Grabak dan Kalibening, keduanya terletak di Kabupaten Magelang. "Merek dan sistemnya sudah saya patenkan," imbuh suami dari Nanik Ekowati ini.

Soal komponen, lanjut Bambang, cuma sasis dan mesin serta pompa yang masih produk luar negeri. "Yang lainnya lokal. Saya buat dari bahan setengah jadi seperti aluminium, fiber, dan pelat baja," ujar Bambang yang mengaku baru pertama kali ini mengikuti TEI di Jakarta.

Sebelumnya, Bambang masih juga memproduksi varian mobil pemadam kebakaran berkapasitas tangki air 3000 liter, 4000 liter, dan 5000 liter. Seluruh mobil yang karoserinya dikerjakan dengan sistem tekan (pressed body) ini sudah terjual sekitar 80 unit lebih di Indonesia. Kisaran harganya antara Rp800 juta sampai dengan Rp1,5 miliar per unit.

Pasar internasional yang jatuh hati pada mobil pemadam kebakaran bikinan pria yang mempekerjakan sekitar 60 orang karyawan itu antara lain adalah Tanzania, Nigeria, dan Vietnam. Hingga akhir tahun ini, untuk ketiga negara tersebut, Bambang mesti memasok 16 unit mobil berbagai varian.

Terkait dengan penyelenggaraan pameran TEI, Bambang menjelaskan, beberapa calon pembeli dari Nepal, Malaysia, dan Australia sudah menaruh minat mereka untuk bertransaksi. "Biasanya prosesnya agak lama karena konsumen asing produk saya kebanyakan dari institusi pemerintah," ujar pengusaha yang mengaku membayar upah karyawannya di Magelang dalam kisaran 1,5 kali Upah Minimum Regional (UMR) ini.

Sementara itu, informasi yang diperoleh dari Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Bachrul Chairi saat penutupan TEI, Sabtu (25/10) menunjukkan, negara Kepulauan Salomon sudah meminta agar perusahaan Bambang mengikuti tender pengadaan mobil pemadam kebakaran. "Nilai kontraknya sekitar 2,5 juta dollar AS," demikian Bachrul Chairi.

source: Kompas.com

Sunday, October 26, 2008

Indonesia raih kontrak US$610 juta di China

Sebuah perusahaan Indonesia memperoleh kontrak dagang untuk mengekspor bahan pangan senilai US$630 juta ke China pada Pameran Dagang China-ASEAN ke-5 (5th CAEXPO) yang diselenggarakan diKkota Nanning, ibukota Guangxi, China.

Wakil Sekjen Sekretariat CAEXPO Li Jinzao mengemukakan hal itu dalam jumpa pers pada penutupan CAEXPO ke-5 di Nanning, Sabtu (25/10).

Namun tidak diperoleh detil mengenai nama perusahaan dan mata dagangan ekspor yang disepakati dalam kontrak tersebut.

Menurut Li Jinzao, sampai hari terakhir CAEXPO ke-5, tercatat total transaksi dagang antara China dan ke-10 anggota ASEAN sekitar US$l,6 miliar antara lain terdiri atas transaksi jual beli mesin dan peralatan (US$630 juta), elektronika dan peralatan listrik (US$170 juta), material dan bahan interiror bangunan (US$110 juta) serta produk berbasis pertanian dan bahan makanan (US$360 juta), selebihnya berbagai produk lainnya.

Hasil EXpo lainnya, lanjutnya, CAEXPO-5 yang berlangsung sejak Rabu lalu tersebut telah berhasil menyelenggarakan 31 program promosi bisnis yang membuahkan penandatanganan 136 naskah proyek kerja sama dengan total investasi US$6,3 miliar, atau terjadi kenaikan 3,41% dibandingkan dengan total investasi yang diraih dalam CAECPO ke-4.

Di tengah krisis global saat ini, kerja sama China dan ASEAN juga masih mengalami akselerasi pertumbuhan, tercermin dari 58 pelaksanaan proyek China-ASEAN senilai US$3,5 miliar, atau terjadi kenaikan 39% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Selain itu, selama CAEXPO ke-5 ditandatangani pula 44 proyek go global dengan total kontrak senilai US$2,7 milia , atau terjadi kenaikan 75% jika dibandingkan dengan penyelenggaraan CAEXPO sebelumnya.

source: Media Indonesia

Friday, October 24, 2008

Indonesia exports prospective in Middle East, New Zealand markets

Director General for Asia-Pacific and African Affairs at the Foreign Affairs Ministry Primo Alui Joelianto said Indonesian non-oil and gas exports to the Middle East as well as to New Zealand have good prospects, reports said here on Thursday.

In the opening of Indonesia, Middle East, and New Zealand Business Forum on the third day of the 23rd Indonesian Trade Expo Indonesia, Joelianto said Indonesia needs to increase trade cooperation with these countries.

"Diversification is essential not to become too dependent on traditional markets such as the US, EU, Japan and Singapore," he said.

He said further that the opportunities surfaced because of limited raw materials for certain products, high demand for imported products and commodities in Middle Eastern countries, and low national production capacity in meeting domestic needs.

Meanwhile, Bachrul Chairi, head of the National Agency for Export Development (NAFED) of the Ministry of Trade supported market diversification which also included small and medium enterprises as one of the government`s alternative solution in anticipating the adverse effects of the current global financial crisis.

"The government hopes the national export target by the end of 2008 would still reached 12.5 percent in view of the 30 percent increase in exports in the January-August 2008," he said.

However he mentioned some obstacles such as the issue of halal certificate for fishery products for the United Arab Emirates and the facilitation to emerge in the New Zealand market.

On the same ocassion, a business guide book has information on the UAE written by Wahid Supriyadi, Indonesian ambassador to that country launched in hope of encouraging entrepreneurs and business people to increase cooperations.

source: Antara

Wednesday, October 22, 2008

President Yudhoyono opens Trade Expo Indonesia 2008







President Susilo Bambang Yudhoyono opened the 23rd Trade Expo Indonesia 2008 at the Jakarta International Expo ground in Kemayoran, Central Jakarta, on Tuesday. Themed "What Happens to a World without Indonesia" the Trade Expo Indonesia 2008 from October 21-25 is participated in by at least 850 small- and medium-scale (UKM) businessmen, state enterprises (BUMNs), cooperatives, and 12 provincial administrations.

In his opening address, President Yudhoyono called on his countrymen to love domestic products in accordance with the government`s policy to strengthen the domestic market and to save foreign exchange by reducing imports.

On the occasion the head of state was accompanied by First Lady Ani Yudhoyono, Trade Minister Mari Elka Pangestu, Finance Minister Sri Mulyani, Transportation Minister Jusman Syafeii Djamal, Industry Minister Fahmi Idris, State Minister for Environment Affairs Rachmat Witoelar, and Maritime Affairs and Fisheries Minister Freddy Numberi.

Before opening the expo, President Yudhoyono presented Primadiyarta awards to 27 exporters.
The award has been periodically presented by the government to outstanding exporters since 1992 but it was stopped during the monetary crisis in 1998-200, and then was reactivated in 2001. The presentation of the awards was intended to motivate the exporters to increase non-oil and non-gas exports, and to step up the number of non-oil and non-gas exporters.

Trade Expo 2008 is expected to generate trade transactions worth up to US$220 million or up by US$20 million from US$200 million booked during the same event last year. At least 2,300 foreign buyers from 108 countries have expressed readiness to visit Indonesia`s greatest trade promotion this year. Indonesia`s ten main products being introduced in this year`s expo are furniture, electronics, footwear, shrimp, coffee, cacao, rubber and rubber products, automotive components, palm oil, and textiles/textile products. More than 800 participants from various provinces across the country are also exhibiting their top quality products which are expected to attract foreign buyers.

source: Antara

Tuesday, October 21, 2008

PT Dirgantara Indonesia bidik pendapatan Rp 1 triliun

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menargetkan pendapatan tahun 2008 Rp 1 triliun. Perusahaan optimistis mencapai target itu karena banyak kontrak yang didapat.

"Kami optimistis target pendapatan tahun ini sebesar Rp 1 triliun dapat tercapai mengingat kontrak pembuatan komponen pesawat cukup banyak dan masih meningkat," kata Direktur Utama PTDI Budi Santoso, di kantor BUMN, Gedung Garuda, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (21/10/2008).

Menurutnya, mulai tahun ini kontribusi pendapatan perseroan yang berasal dari pembuatan komponen dan jasa akan ditingkatkan menjadi sekitar 60 persen. Sebelumnya kontribusinya hanya 30-40 persen. "Kontribusi pembuatan aircraft akan diturunkan menjadi sekitar 40 persen," jelasnya.

Namun ia mengaku bukan berarti PTDI tidak fokus pada pembuatan pesawat, akan tetapi memang order penyediaan komponen tahun ini justru sedang banyak dari perusahaan produsen pesawat internasional.

Sayangnya, ia enggan menyebutkan besaran nilai kontrak pembuatan komponen pesawat yang diraih perusahaan hingga saat ini.

Ia hanya menjelaskan, pada 20 Oktober 2008 kemarin, perseroan meraih kontrak penyediaan komponen helikopter Super Puma MK II senilai 42 juta dolar AS dari Eurocopter.

Selain itu, perseroan juga telah memperoleh kontrak penyediaan sayap depan (leading edge) pesawat Airbus A380 dan A320 yang masa kontraknya mulai 2002 hingga 2012.

Sedangkan untuk jasa pembuatan pesawat, perseroan sudah melakukan pembicaraan dengan Korea guna membangun empat pesawat patroli.

"Pihak Korea sudah menyiapkan dana sekitar US$ 30 juta per pesawat. Nilai kontraknya tidak bisa disebutkan karena spesifikasinya berbeda-beda," imbuhnya.

source: detik.com

Thursday, July 24, 2008

Korea Gas ready to buy LNG from Tangguh at US$20 per MMBTU

A South Korean gas company, Korea Gas (Kogas), is ready to buy liquefied natural gas (LNG) from Indonesia`s Tangguh field in Papua at US$20 per MMBTU (million british thermal unit), an Indonesian energy official said.

The price Kogas was prepared to pay would be the highest Indonesian LNG had ever fetched, Eddy Purwanto, deputy for operations to the head of the Upstream Oil and Gas Executive Agency (BP Migas), said here Wednesday.

"Currently, we are negotiating the volume and delivery period," he said.

Kogas would possibly buy up to one million tons per year deliverable from 2010 to 2012.

The price would include cif and was based on the assumed Japan Cocktail Crude (JCC) price of US$120 per barrel.

The deal with Kogas was an option in the diversion of a contract with Sempra involving a maximum volume of 1.8 million tons per year.

Purwanto said the Sempra contract would also be switched to Japan and Thailand.

"We have been negotiating the plan with Tohoku in Japan and PTT in Thailand," he added.

With the diversion of the Tempra contract, the average price of LNG from the Tangguh field would be 8.21 US dollars per MMBTU with the assumed JCC price at US$120 per barrel and the assumed South California (SoCal) gas price at US$10 per MMBTU.

"The value of contracts on LNG from Tangguh will have the potential of increasing to 19.7 billion US dollars," he said.

source: Antara | July 2008

Wednesday, July 23, 2008

Daging sapi dari Indonesia lebih kompetitif

Tingginya harga daging sapi lokal di Indonesia merupakan konsekuensi dari status ternak sapi Indonesia yang bebas penyakit menular seperti penyakit mulut dan kuku atau PMK dan penyakit sapi gila. Kedua jenis penyakit sapi menular tersebut masuk dalam daftar A dan B Organisasi Kesehatan Hewan Dunia.

Menurut dewan pakar Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Rochadi Tawaf, di negara-negara yang ada kasus penyakit PMK dan sapi gila harga daging sapi yang mereka tawarkan cenderung murah. Hal ini bisa dipahami karena permintaan daging sapi ke negara-negara tersebut relatif berkurang, akibat banyak negara takut dan menghindari dampak buruknya.

Misalnya saja harga daging sapi di Brasil lebih rendah dibandingkan Australia dan Selandia Baru. Begitu pula harga daging di India, Kanada, Inggris, maupun Uruguay. Harga daging sapi di Indonesia cenderung lebih mahal karena sapi Indonesia bebas penyakit PMK dan sapi gila.

Data dari USDA menyebutkan, populasi sapi di Australia hanya 2,6 persen dari total populasi sapi dunia. Akan tetapi Australia merupakan negara terbesar kedua eksportir sapi setelah Brasil. Ini menunjukkan bahwa daging sapi Australia lebih diminati. Dengan kondisi yang bebas dari penyakit tersebut, Indonesia seharusnya berpeluang meningkatkan ekspor sapi.

source: kompas.com | July 2008

Tuesday, July 22, 2008

KJRI New York buka akses pasar bagi Indonesia

Perwakilan Indonesia di New York dan komunitas Amerika Serikat yang memiliki ikatan dengan Indonesia, "Friends of Indonesia" akan terus membuka akses pasar bagi produk ekspor unggulan Indonesia di tengah surplus perdagangan per tahun yang dialami Indonesia rata-rata 2,65 miliar doLlar AS .

"Secara umum ,kegiatan perdagangan antara Indonesia dengan AS melalui 12 pelabuhan di wilayah kerja KJRI New York terus mengalami peningkatan. Tantangan dan peluang Indonesia saat ini adalah menerjemahkan berbagai peluang menjadi interaksi ekonomi yang produktif dan saling menguntungkan," kata Konsul Jenderal RI di New York Trie Edi Mulyani seperti sikutip Antara di New York, Minggu (20/7), ketika memaparkan soal hasil kunjungannya ke Indonesia baru-baru ini.

Bersama delegasi American Indonesia Chamber of Commerce, Trie baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Riau (pada 6-8 Juli), Jakarta (9 Juli), Bandung (10 Juli) dan Bali (11-12 Juli) dalam upaya memperkuat jaringan di antara para pengambil keputusan di AS dan Indonesia guna memajukan kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan dan pariwisata Indonesia. "Itu juga untuk melihat perkembangan potensi ekonomi Indonesia yang dapat dijadikan aset diplomasi Indonesia di Amerika Serikat," kata Trie.

Menurut Konjen RI itu, Konsulat Jenderal RI New York bersama Friends of Indonesia akan terus menjalankan berbagai program untuk membuka dan memperluas akses pasar bagi produk unggulan Indonesia.

Program akan mencakup upaya memfasilitasi pertemuan antara pengusaha serta badan-bada swasta, berpartisipasi dalam pameran dagang, mendatangkan misi dagang Indonesia, serta bertemu dengan para pejabat kunci pemerintahan setempat --seperti gubernur dan walikota-- di AS guna menjajaki berbagai kemungkinan kerja sama.

Seperti yang diungkapkan Trie, kegiatan perdagangan antara Indonesia dan AS melalui 12 pelabuhan di wilayah kerja yang menjadi tugasnya terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007, nilai total perdagangan Indonesia naik menjadi sekitar 3,65 miliar dollar AS dibandingkan tahun 2006 yang berjumlah 3,3 miliar dollar AS.

Ekspor Indonesia tahun 2007 naik sebesar 3,1 prosen menjadi 3,3 miliar dibandingkan tahun 2005 sementara impor Indonesia yang sempat turun pada tahun 2006 dari 514 juta dolar pada tahun 2005 menjadi 423,6 juta dolar pada 2006, kembali meningkat menjadi 506,6 juta dolar pada tahun 2007. "Dengan demikian, Indonesia terus mengalami surplus perdagangan dari tahun 2005 sampai 2007 dengan rata-rata kenaikan sebesar 2,65 miliar dollar per tahun," kata Trie.

source: kompas.com | July 2008

Monday, July 21, 2008

Nilai ekspor farmasi ke Eropa naik USD 1,1 juta

Ketatnya regulasi farmasi di Eropa tidak menjadi penghalang bagi eksportir farmasi. Adapun ekspor farmasi selama periode Januari-Maret 2008 mengalami peningkatan 30 persen dibanding periode yang sama tahun 2007.

"Nilai ekspor untuk produk farmasi ke Eropa selama Januari-Maret 2008 mengalami peningkatan yang signifikan yakni USD1,1 juta," kata Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Bachrul Chairi saat melepas ekspor perdana PT Ferron Par Parmaceutical ke Inggris di Jakarta, Senin (21/7/2008).

Dia mengatakan, ekspor produk farmasi ke seluruh dunia di tahun 2007 mencapai USD176,3 juta. Sedangkan pada periode Januari-Maret 2008 mencapai USD39,4 juta dan meningkat 15,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2007. "Peningkatan ekspor ini meski dalam skala kecil menjadi bukti produk kita telah diterima di seluruh Eropa sebab standar di Inggris termasuk yang paling ketat," tandasnya.

Namun, Bachrul menilai industri farmasi belum perlu untuk memperoleh insentif khusus agar kinerja ekspor terus meningkat. Pemerintah, lanjutnya, saat ini lebih fokus kepada perbaikan infrastruktur dan peningkatan pelayanan kepada para eksportir termasuk di bidang farmasi.

Sementara itu, Managing Director PT Ferron Par Parmaceutical Djoko Sujono mengatakan ekspor perdana ke Inggris merupakan pencapaian besar bagi industri farmasi nasional.

Djoko menyatakan keberhasilan ekspor ke Inggris itu menunjukkan industri farmasi mampu membuat produk yang kompetitif di pasaran Eropa.

source: okezone.com | July2008

Monday, July 14, 2008

Indonesia`s 1st semester cement consumption rises 21 pct

Indonesia's cement consumption during the first half of 2008 surged 21 percent from a year ago supported by growing construction activities, a producer association report showed on Monday.

Data from the Indonesian Cement Association (ASI) said nationwide cement consumption reached 18.89 million tonnes in the first half against 15.6 million tonnes a year earlier.

The country also exported 844,886 tonnes of cement during the first six months, down 37 percent from a year ago.

Cement consumption in the country's main market, Java, rose 17.4 percent in the first half from a year earlier to 10.37 million tonnes. Over the same period, cement consumption outside Java rose between 18 percent and 40 percent, the report was quoted by Thomcon Financial as saying.

Indonesia's biggest cement producer by sales volume PT Semen Gresik Tbk supplied about 42 percent of domestic cement consumption during the first half. It sold 8.32 million tonnes of cement, up from 7.12 million tonnes a year ago.

Semen Gresik's main rivals are PT Indocement Tunggal Prakarsa, the Indonesian unit of Germany's HeidelbergCement AG, and Holcim Indonesia, the unit of Swiss cement maker Holcim.

source: Antara | July 2008

Thursday, July 10, 2008

Ekspor ikan tuna 2008 capai 70 ribu ton

Ekspor ikan tuna Indonesia selama periode Januari-Juli 2008 mencapai 70.000 ribu ton.

Ketua I Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin) Eddy Juwono mengatakan jumlah tersebut tidak ada perubahan dibandingkan peride yang sama� tahun 2007. "Ekspor tuna kita ke beberapa negara stagnan karena kenaikan harga bahan bakar minyak dan pengaruh musim," katanya.

Eddy menyatakan ongkos BBM menyumbang 60 persen dari biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha ikan tuna.

Menurut Eddy, tujuan utama ekspor tuna Indonesia masih ke Jepang kemudian Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE). Dia menyebutkan kompetitor utama Indonesia dalam ekspor ikan tuna masih dari Taiwan. "Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia tidak ada pesaingnya dalam ekspor ikan tuna," ujarnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi Sri Adiningsih mengatakan pengusaha ikan tuna harus dapat memanfaatkan perjanjian kerja sama antara Indonesia dan Jepang. Sri menyatakan� dengan perjanjian tersebut maka ekspor tuna Indonesia ke negara tersebut akan� meningkat.

source: okezone.com | July 2008

Wednesday, June 25, 2008

Pameran Alat Transportasi Digelar di Deperin

Departemen Perindustrian mulai hari ini menggelar pameran industri alat berat dan pendukungnya, di Plaza Pameran Industri, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta. Acara ini akan berlangsung sampai tanggal 27 Juni mendatang dan terbuka untuk umum dari jam 10.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.

Menurut ketua penyelenggara Syarif
Hidayat, peserta yang turut berpartisipasi dalam pameran ini ada 39 perusahaan yang tersebar dalam 55 stan. Peserta terbanyak datang dari sektor transportasi, sebanyak 28 perusahaan, baik transportasi darat dan laut. "Sisanya merupakan perusahaan-perusahaan maritim, jasa keteknikan dan jasa perbengkelan," katanya.

Pameran ini secara resmi dibuka oleh Menteri Perindustrian yang diwakili oleh Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Budi Dharmadi. Dari pidato pembukaannya, Dharmadi mengatakan pertumbuhan industri transportasi di tahun 2008 adalah sebanyak 6 persen, sedangkan pertumbuhan ekspornya sendiri mendekati 40 persen.

Kegiatan yang dilakukan pemerintah yang bekerja sama dengan para pengusaha transportasi ini bertujuan untuk meningkatkan informasi dan promosi tentang produk dalam negeri terutama tentang alat berat. "Pameran ini merupakan langkah konkrit pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan di sektor transportasi dan pendukungnya," kata Dharmadi.

source: kompas.com | 24 June 2008

Indonesia company begins exporting fire trucks

Indonesian company PT New Sentosa here Tuesday conducted a maiden shipment of 4 fire trucks to Tanzania in a ceremony attended also by Trade Minister Mari Elka Pangestu.

The shipment was part of a US$640,000 order for 15 fire trucks from the African country, the minister said after the ceremony.

PT New Sentosa also had a contract to export Euro 1.1 million worth of fire trucks to Sudan, she said.

The Indonesian company won the contracts during an exhibition titled "Rebuild Project in Iraq" held in Amman, Jordan, on May 5-8, 2008.

Besides with Tanzania and Sudan, PT New Sentosa which exports its fire trucks bearing the trade mark "New Sentosa International", had also signed contracts with Nigera, Ghana and Vietnam, according to the minister.

Meanwhile, PT New Sentosa Internantional Director Bambang E. Santosa said his company`s products had a 70-percent local content.

"The price of our product is 10-15 percent lower than other products with the same qualifications," he said.

He said his company would also explore markets in Myanmar, Cambodia and Sri Lanka.

PT New Sentoas was facing little domestic or foreign competition to its fire truck production activity "so the opportunities for us to widen our markets at home and abroad are wide open," he said.

The company`s fire truck production capacity now was 40 units per year, he added.

source: Antara | 24 June 2008

Tuesday, June 24, 2008

RI pasok 80% kebutuhan bunga nilam dunia

Rumah parfum dunia atau Internasional Flavor Fragrance (IFF) banyak memanfaatkan bunga nilam (patchouli) dari Indonesia untuk menciptakan aroma wewangian tubuh seperti Axe Effect produksi Unilever.

Joa Kim, perfumer senior IFF Singapura, mengatakan sekitar 80% kebutuhan bunga nilam IFF dipasok dari Indonesia. IFF adalah mitra Unilever dalam mengembangkan Axe Effect.

Joa mengatakan Indonesia dikenal sebagai pemasok bunga nilam terbesar di dunia sebagai bahan baku untuk wewangian. Sebagai contoh dari 5 ton mahkota bunga mawar saja hanya dihasilkan 1 kg minyak parfum. Bunga nilam adalah salah satu dari 4.000 bahan baku parfum.

Menurut dia, hampir semua merek parfum di dunia diciptakan oleh para ahli yang berada di IFF kecuali tiga merek ternama seperti Channel yang mempunyai rumah parfum sendiri. Hal ini karena untuk menciptakan parfum bukanlah hal yang mudah apalagi bahan baku harus didatangkan dari segala penjuru dunia.

source: Bisnis Indonesia | 19 June 2008