Wednesday, October 22, 2008

Cintai produk dalam negeri

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan lagi agar masyarakat Indonesia mencintai produk dalam negeri. Karena akan memperkuat pasar domestik dan mengurangi nilai impor untuk menghemat devisa negara.

"Saya tidak bosan-bosan mengajak seluruh masyarakat agar mencintai produk dalam negeri. Jika kita mencintai produk dalam negeri maka akan memperkuat pasar domestik dan mengurangi nilai impor untuk menghemat devisa negara," ajak Presiden Yudhoyona dalam sambutan membuka Trade Expo Indonesia ke-23 di Jakarta International Expo, Arena PRJ, Jakarta, Selasa (21/10).

Trade Expo 2008 bertema "Apa Jadinya Dunia Tanpa Indonesia" berlangsung pada 21-25 Oktober 2008. Diikuti oleh sedikitnya 850 peserta dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), koperasi dan 12 pemerintah Provinsi.

Turut mendampingi Presiden pada acara pembukaan Trade Expo Indonesia 2008 antara lain, Menteri Perdagangan Mari Pangestu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perhubungan Jusman Syafeii Djamal, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Negeri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi.

Transaksi dagang dari Trade Expo 2008, ditargetkan sebesar 220 juta dolar AS. Pada 2007, nilai transaksi dagang yang diperoleh dari ajang yang sama senilai 200 juta dolar AS.

Panitia telah mengundang pembeli luar negeri dari 108 negara, dan mereka menyatakan siap hadir di ajang promosi dagang Indonesia terbesar pada 2008 tersebut.

Trade Expo 2008 merupakan ajang tahunan yang mempromosikan produk dan jasa non komoditas yang kompetitif serta manawarkan nilai lebih bagi pengunjung dan pembeli
Sepuluh jenis produk utama Indonesia yang akan dipamerkan pada TEI 2008 yakni produk mebel, elektronik, alas kaki (sepatu), udang, kopi, kakao, karet/produk karet, komponen.

Sebelum membuka acara, Presiden Yudhoyono memberikan penghargaan Primaniyarta 2008 kepada 27 eksportir. Penghargaan tersebut dibagi atas lima kategori yaitu eksportir berkinerja, pembangunan merek global, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) eskpor, usaha kecil, dan pelaku eskpor ekonomi kreatif.

Penghargaan Primaniyarta diberikan pemerintah sejak 1992 kepada eskportir yang dinilai berprestasi. Pemberian penghargaan itu sempat terhenti ketika terjadinya krisis moneter pada 1998 hingga 2000. Namun, sejak 2001 pemberian penghargaan tersebut dilanjutkan kembali.

Pemberian penghargaan dimaksudkan untuk memotivasi dunia usaha agar lebih giat meningkatkan nilai ekspor non migas serta mendorong pertumbuhan jumlah pelaku eskpor non migas.

source: Media Indonesia

No comments: